Sinopsis Mary Stayed Out All Night Episode 11

Mu-gyul meletakkan tantangan baru: mereka seharusnya memainkan rumah kalau begitu. Mereka bahkan tidak tahu bahwa Mary berada dalam kamar, sejujurnya, membiarkan dia mengatakan apa yang dia pikirkan tentang dengan dua suami bohongan. Di luar, Mary bertanya pada Mu-gyul kenapa dia meminta mereka untuk terlibat lebih jauh dalam kontrak pernikahan ini dengan bermain rumah. Mu-gyul membalas dengan marah kalau dia baru saja mencurahkan disana karena dia lelah dan kesal terhadap berbagi pacar ini dan tidak pernah dalam satu juta tahun mengharapkan Jung-in setuju.

Mary pulang ke rumah dan mandapati ayah juga mempunyai ide yang sama di kepalanya – Mary harus pindah ke rumah Jung-in saja sekalian. Mary meminta satu hari untuk memikirkannya dan ayah dengan enggan menyetujuinya. Dia menelpon Mu-gyul untuk mengatakan bahwa mungkin lebih baik jika mereka mengikuti rencana gilanya, tapi Mu-gyul keberatan. Hey, tapi kan dia yang mengusulkan ide itu?

Jung-in mampir untuk mendapatkan ijin dari ayah dan Mary setuju pada rencana itu. Mary bertanya pada Jung-in kenapa dia setuju pada ini ketika dia tahu bagaimana perasaannya pada Mu-gyul. Jung-in mengatakan kalau dia menolong Mary dengan satu2nya cara yang dia bisa, karena Mary sudah menolongnya. Mary menjelaskan sebuah hal: kesetiaannya pada Jung-in hanya itu – kesetiaan dan perasaannya pada Mu-gyul tidak akan berubah. Jung-in berkata tidak apa dan Mary bersiap-siap untuk pindah keesokan harinya.

Mu-gyul mengingatkan Mary via telpon kalau di seluruh dunia, satu2nya hal yang tidak dapat kau percaya adalah pria. Mary mengingatkan Mu-gyul kalau dia pria, jadi apakah dia juga tidak dapat dipercaya? Mu-gyul menjawab dengan frase yang biasanya diucapkan oleh pria, dalam semua bahasa: semua pria tidak dapat dipercaya kecuali aku!

Mu-gyul memberitahu Mary untuk memeriksa kunci di pintu dua kali sehari dan tidak mengenakan rok pendek. Mary merasa kekhawatiran Mu-gyul ini lucu dan berjanji untuk memeriksa. Mary bergegas untuk pergi dan dia berpamitan pada ayah, yang akhirnya membiarkan hanyut kalau anaknya akan pergi. Meski ayah punya masalah dengan rasa tanggung jawab, tapi hubungan mereka lucu. Mary membungkuk pada ayah sebelum dia berangkat dan dia lebih khawatir atas apakah ayah akan makan dengan layak tanpa dia.

Mary tiba di rumah Jung-in dan Jung-in menunjukkan kamar pada Mary, yang pada dasarnya Jung-in bangun menjadi perpustakaan, jadi Mary bisa tidur diantara buku. Mary mengambil satu buku dari rak dan memperhatikan tulisan tangan Jung-in dalam kertas post it yang ditujukan untuknya lalu menemukan satu di setiap buku: pemikiran Jung-in dalam tema buku itu dan catatan pribadi untuk Mary. Mu-gyul menunggu seharian telpon dari Mary tapi tak ada gunanya dan mulai mengirim sms pura-pura marah sebelum akhirnya menyerah.

Mary dan Jung-in makan malam dengan presiden Jung, yang selama makan malam memangil Mary ‘sayang’ bukan dalam sense romantis tapi untuk ayah kepada anaknya, mengatakan kalau dia ingin sekali memanggil Mary sekali itu saja. Lalu, ayah Jung-in menghentikan semua itu dengan memberikan Mary sebuah hadiah… cincin pertunangan. Jung-in menurut dan menyelipkan cincin itu di jari Mary, membuat Mary merasa aneh kalau mereka harus tetap berakting di depan ayah Jung-in. Di rumah, Mary mencoba mengembalikan cincin itu tapi Jung-in meminta Mary untuk menyimpannya setidaknya selama durasi kontrak itu karena cincin itu adalah tanda kasih sayang dari ayahnya.

Di sisi lain kota, teman2 Mu-gyul dan teman2 Mary menelpon Mu-gyul untuk minum, tahu kalau ini adalah ‘malam pertama’ Jung-in dan Mary. Mereka bercanda kalau meski mereka percaya pada Mary, mereka tidak tahu apa2 soal pria yang lainnya itu (Jung-in), yang tidak mungkin hanya ‘tidur.’ Plus, mereka berkata, jika Jung-in merayu Mary dengan lilin, habislah Mary. Ini cukup untuk membuat Mu-gyul dan pergi dengan marah2.

Mu-gyul pulang ke rumah dan bergulat dengan kecemburuannya, cukup lama untuk membiarkan pikirannya berkelana ke skenario dimana Jung-in dan Mary minum dan makan ditemani lilin dan musik… cukup untuk membawa Mary ke sisi gelap. Telpon Mu-gyul membuat Mu-gyul kaget dari bayangan itu – dari Mary dan Mu-gyul menjawab: “Apa yang sedang kau lakukan sehingga belum tidur sampai sekarang?” Mary sedang merajut sweater jadi Mary menjawab kalau ini adalah rahasia. Ini hanya menampar saraf Mu-gyul lebih hebat lagi: “Kau punya rahasia? Yang kau sembunyikan dariku?”

Mary mengatakan pada Mu-gyul kalau Jung-in mengubah sebuah perpustakaan menjadi kamarnya dengan nada menyenangkan, menambahkan kalau ini tidak seburuk yang dia pikirkan – berada disini. Itu hanya membuat Mu-gyul hilang kesabaran: “Benar, kalau itu begitu hebatnya, tinggal saja disana kalau begitu. Jangan kembali besok dan tinggal saja disana selamanya!”

Mary begadang semalaman untuk merajut sweater Mu-gyul dan keluar dimana dia menemukan Jung-in sedang menata meja sarapan. Jung-in duduk dan melatih apa yang akan dia katakan pada Mary dan bagaimana dia akan bersikap, yang membuat Jung-in hanya bertambah manis di mata Mary. Sikapnya hari ini mengingatkan dia pada hari dimana dia akan meninggalkan catatan untuk Mary di rumah ayahnya. Mary menangkap basah Jung-in melakukan latihannya itu, membuatnya sangat malu, tapi Jung-in dengan santainya pulih kembali lalu menyapa Mary seolah-olah tidak terjadi apapun.

Jung-in pergi bekerja dan menyapa Mu-gyul yang suram, yang kembali mengerjakan OST drama itu. Jung-in bertanya apakah mungkin Mu-gyul tahu kemana Seo-jun menghilang, tapi Mu-gyul mengatakan untuk menjauhkannya dari segala sesuatu yang berhubungan dengan Seo-jun. Mu-gyul bertanya apa sesuatu terjadi pada Mary tadi malam dan Jung-in melihat kesempatan untuk menyodok saraf Mu-gyul. Jung-in berkata, “Apa kau penasaran pada malam pertama kami?” Mu-gyul menjawab, “Tidak! Aku sama sekali tidak penasaran!” Jung-in: “Mungkin bagus jika kau mendengarnya langsung dari Mary!” Jung-in memberikan gerakan alis terbaiknya dan pergi dengan tersenyum ketika Mu-gyul bergulat dengan rasa cemburunya.

Mary tiba dan menemukan ibu Mu-gyul sedang bersedih karena putus cinta dan dia membuat kesalahan besar karena menunjukkan cincin pertunangan yang dia dapat dari ayah Jung-in. Ibu mencobanya dan meledak, berpikir bahwa semua masalahnya bisa diselesaikan hanya dengan satu barang kecil… menuntun ibu bertanya pada Mary dengan buru2 apa dia bisa meminjamnya. Mary benar2 tidak bisa mendengar ibu dan berkata ‘iya’ tanpa menyadari apa yang dia ucapkan, tapi ibu lari keluar sebelum Mary bisa menghentikannya.

Yang membuat masalah jadi buruk, ayah menelpon, ingin mengantarkan obat2an ke rumah Jung-in, jadi Mary bergegas untuk bertemu ayah disana. Dia menelpon Mu-gyul, yang wajahnya menunduk ketika mendengar kalau Mary kembali ke rumah Jung-in, tapi Mary berjanji kalau dia akan kembali apapun yang terjadi. Mu-gyul tiba di rumah dan menemukan ibu yang berkemas untuk ke Paris dengan senang. Dia bertanya bagaimana ibu mengurus hutangnya dan ibu mengatakan pada Mu-gyul kalau dia menggadaikan cincin Mary, yang ibu katakan merupakan ide Mary.

Mu-gyul akhirnya merasa cukup dengan kelakar ibu dan mendakwanya atas ketidakbertanggungjawabannya. Ibu bersumpah kalau dia bisa membayarnya kembali segera setelah dia mendarat di Paris, tapi Mu-gyul tidak percaya padanya. Mu-gyul menjelaskan pada ibu yang sepanjang waktu selalu menyakitinya dan meninggalkannya, tanpa peduli pada perasaannya dan mengatakan pada ibu untuk kali ini jangan pernah kembali.

Ibu tidak mempercayai Mu-gyul pada awalnya, tapi dia sudah berhenti menjedi pecundang dan dengan air mata, Mu-gyul mengulangi kalau ibu sebaiknya tidak pernah kembali. Ibu Mu-gyul sangat egois dan meski dengan menahan air mata, dia tetap pergi. Mary terjebak di rumah Jung-in karena ayah tinggal untuk minum dan makan malam, bersikeras kalau mereka saling memanggil satu sama lain dengan yeobo seperti suami istri. Mary mendapat telpon dari Mu-gyul yang menunggunya di luar.

Mary mengendap keluar dan Mu-gyul mengatakan padanya karena dia menikmati hidup enak dengan pewaris serta mengasihaninya – berpikir kalau Mary memberikan cincin itu pada ibunya. Mary tidak bisa menjelaskan ketika Mu-gyul menyebutnya pergi dan meninggalkan Mary dengan air matanya. Mu-gyul pulang ke rumah dan menemukan sweater yang Mary rajut untuknya, tersembunyi di dalam lemari pendingin. Dia memegangnya dan tiba2 menjadi sebuah tonggak bagi kata2 kasarnya. Dia memikirkan lapangan es dan menuju kesana sendirian, dengan sweater merah barunya.

Ayah Mary akhirnya pergi jadi Mary bergegas ke tempat Mu-gyul. Mu-gyul tidak ada disana dan Mary melihat kalau Mu-gyul sudah menemukan sweaternya jadi Mary sadar dimana Mu-gyul berada. Mu-gyul berskating sendirian. Dia menyurususuri keramaian dan Mary muncul dari keramaian itu, membuat Mu-gyul langsung cerah. Mu-gyul berterima kasih pada Mary karena sudah muncul dan mereka berpelukan. Mary dan Mu-gyul menghabiskan malam di lapangan es, melakukan hal yang sangat bagus mereka lakukan.

Lee Ahn menemukan Seo-jun bersembunyi di sebuah klub, dimana dia ingin ditemukan, tapi tidak olehnya. Manajer Bang muncul untuk bertanya apakah Seo-jun ingin menandatangani kontrak dengannya, yang Seo-jun jawab dengan menyiram minuman ke wajahnya. Seo-jun bertanya apa Manajer Bang mendapat uang yang sedikit dengan menjual foton skandalnya dan mereka berakhir dengan saling cakar. Seo-jun mendorong manajer Bang ke tembok dan dia mengeluarkan darah.

Mary dan Mu-gyul pulang ke rumah dari kencan mereka dan tanpa menyalakan lampu, Mu-gyul memeluk Mary dan akan melancarkan ciumannya… dan pada saat itulah teman2 mereka menyalakan lampu dan benar2 membunuh kesempatan itu dengan poster besar: Selamat atas Malam Pertama Kalian! Mereka mengimvasi tempat Mu-gyul dengan permainan minum mereka jadi Mary dan Mu-gyul mengendap keluar untuk mendapatkan privasi.

Mu-gyul menawarkan Mary untuk memainkan lagu yang dia tulis saat memikirkan Mary. Mu-gyul memainkan lagunya untuk Mary, hanya menggumamkan melodinya karena dia belum menulis liriknya. Mary memandangi Mu-gyul dan mengatakan lagu itu terasa hangat dan tidak seperti lagu Mu-gyul yang lain. Mu-gyul mengatakan begitulah yang Mu-gyul rasakan karena Mary dan bahwa ini adalah pertama kalinya gaya bermusik Mu-gyul berubah.

Mu-gyul berkata, “Aku ingin membuat lirik untuk lagu ini yang mengekspresikan dirimu. Bagaimana kalau kau yang menulis liriknya sendiri? Begitulah musik diselesaikan – musik dan lirik bertemu, dan membuat sebuah lagu. Seperti kita.” Mereka berbaring berdekatan, tersenyum selalu, sepanjang malam hingga kembali ke rumah Jung-in pada pagi harinya. Mereka hampir bertemu dengan ayah di gerbang depan tapi mereka berusaha tidak terlihat… untuk sekarang.

Mary mengerjakan lirik itu sepanjang pagi dan menelpon Mu-gyul untuk bertanya apakah lirik yang dia tulis bagus, tapi Mu-gyul mendapatkan telpon yang lain dari klub dimana Seo-jun mabuk berat, memintanya untuk membawa Seo-jun pulang. Mu-gyul pergi ke klub itu dan mengantar Seo-jun pulang dan ketika dia bangun, Mu-gyul meminta Seo-jun untuk sadar diri, dan jika dia akan menghilang, kalau begitu lakukan setelah Seo-jun membayar hutangnya pada Jung-in dan pergi dengan bersih.

Mereka mengerjakan perekaman OST drama itu, dengan Seo-jun di ruang rekaman dan Mary, Jung-in, serta Mu-gyul di studio. Seo-jun melihat lembar kertas untuk lagu drama itu dengan judul ‘Hello, Hello’ dengan musik oleh Kang Mu-gyul dan lirik oleh Wee Mae-ri. Itu cukup untuk membuat Seo-jun berhenti, ketika dia keluar untuk mengungkapkan kemarahannya pada Mary yang menulis lirik lagu Mu-gyul.

Seo-jun berkata, “Apa kau memintaku untuk menulis lagu yang mengumumkan cintamu pada Wee Mae-ri? aku tidak akan melakukan itu. Aku akan mati sebelum aku melakukan itu!” Seo-jun melempar lembaran musik itu ke udara.

Tinggalkan komentar